Kamis, 13 Oktober 2011

keluhan tanpa batas

saya lagi on via PC loh (bangga banget haha)
ini cerita tentang saya, pagi ini. tadi ada jam penjasorkes. pengambilan nilai voly. saya sudah kebagian pengambilan nilai minggu kemarin, jadi hari ini sisanya. kebetulan yang berolahraga hari ini itu kelas saya dan kelas tetangga XII IPA 3. saya duduk sendirian didekat pohon ambil menyaksikan teman2 perempuan pengambilan nilai. ini nih nggak adilnya, yang putri pengambilan nilai, yang putra boleh bebas main.
bukan itu inti cerita kali ini, haha. balik lagi kayak yang saya bilang tadi, saya duduk sendirian tepi pohon. saya malas bergabung karena tadi pagi sebelum berangkat sekolah, seperti biasa my mood uncontrolled again. saat saya duduk sendirian disana, ternyata dibalik pohon ada tiga teman kelas saya yang sedang duduk2 sama seperti saya sambil menunggu jam olahraga selesai. mereka bercerita. mereka mungkin tidak sadar ada saya disana. eiittss tapi jangan kira saya menguping loh. saya mendengaar mereka bicara, karena mereka berbicara sangat keras, menurut saya.
mereka bercerita, saya sangat mendengarkan dengan seksama dan terenyuh. satu dari tiga orang itu, saya ketahui sangat hiperaktif. tingkah seperti anak kecil, polos tapi sebenarnya sangat dewasa dan... pokoknya seperti mempunyai dua kepribadian. dia bercerita bahwa memang orangtuanya tidak dekat dengannya. memang orangtuanya memenuhi segala materi yang ia butuhkan. memang orangtuanya memberikan ia kebebasan, tapi ia kurang bahagia. ia diam dirumah, ia selalu dikamar, katanya. maka dari itu dia bilang di sekolah ia bertingkah laku seperti ini, hiperaktif. dia bilang ia melampiaskan semuanya di sekolah. di sekolah ia menjadi pribadi yang berbeda. ia sangat berbeda dirumah dan di sekolah, semua karena faktor orang tua.
lalu orang kedua menanggapi, yang ini saya kenal sebagai anak tunggal namun tinggal sendirian (kost) di kota ini, orangtuanya tinggal di kota lain. masih satu pulau, hanya agak jauh. dia bilang dia juga sangat dimanja, sangat disayang, maklum anak satu satunya. tapi dia bilang bahwa ia merasakan kurang nyaman saat berada dengan orang tua. begitupun yang ketiga. saya tau ia sangat pintar di kelas. dan ia berkata ia lebih senang di sekoalh daripada di rumah karena oranguanya selalu menuntut lebih dari dia.

Is it true that life isnt that beautiful?

0 komentar:

Posting Komentar